Prediksi Bill Gates untuk AI di Masa Depan!

Bill Gates mengungkapkan di blog miliknya bahwa ia merasa optimis AI (Artificial Intelligence) dapat mempermudah kehidupan manusia.

Ia menuliskan pendapat dalam artikel sebanyak tujuh halaman mengenai arah perkembangan era AI.

Artikel ini dikemukakan olehnya dalam laman web blog bernama GatesNotes (gatesnotes.com) dengan judul “The Age of AI has Begun”.

Dalam artikel tersebut, ia membagi pendapatnya mengenai topik-topik seputar AI, yaitu introduksi, definisi, pengembangan produktivitas, kesehatan, pendidikan, risiko dan masalah, serta perbatasan yang akan dihadapi selanjutnya.

Introduksi Bill Gates dengan AI

Permulaan Bill Gates berkenalan dengan AI terjadi ketika ia bertemu dengan tim dari perusahaan OpenAI. Ia memberi perusahaan ini sebuah proyek untuk mengembangkan AI yang dapat mengerjakan ujian biologi untuk kategori penempatan tinggi (advanced placement).

Dari proyek yang ia berikan, OpenAI mampu membuat model pertama mereka bernama GPT.

Model AI pertama ini mampu mengerjakan 59 soal dari 60 soal pilihan ganda dengan benar. Kemudian, 5 dari 6 soal berbasis pertanyaan terbuka juga dapat dijawab oleh AI.

AI model GPT juga sempat dicoba Bill Gates untuk mencari solusi yang berbasis sosial. Ia bertanya mengenai kata-kata yang dapat diucapkan kepada seorang ayah yang memiliki anak yang sakit. 

Gates mengungkapkan mengenai pertanyaan ayah dengan anak yang sakit itu, “It wrote a thoughtful answer that was probably better than most of us in the room would have given. The whole experience was stunning” – (AI) ini telah menulis jawaban yang penuh perhatian, bisa jadi lebih baik daripada jawaban-jawaban kami di ruangan ini. Semua pengalaman ini sangat memukau.

Definisi AI

Bill Gates mendefinisikan AI sebagai, “...a model created to solve a specific problem or provide a particular service” – sebuah ciptaan model yang dapat menemukan solusi dari permasalahan yang spesifik atau dapat melayani suatu pekerjaan jasa.

Pengembangan Produktivitas AI untuk Manusia 

Gates menyatakan bahwa perkembangan AI ini dapat mengefisienkan pekerjaan yang bersifat pemecahan-masalah (problem-solving), yang tidak memerlukan kebutuhan belajar berkelanjutan. 

Pekerjaan-pekerjaan yang ia maksud itu, seperti penjualan (sales), jasa (service), dan penanganan dokumen (document handling).

Kemudian Gates menjelaskan bahwa GPT ini bisa menjadi alat tambahan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. “GPT’s ability to express ideas will increasingly be like having a white-collar worker available to help you with various tasks,” ungkapnya – kemampuan GPT dalam mengekspresikan ide akan semakin terlihat seperti pekerja kerah putih yang bersedia membantu kamu dalam berbagai tugas.

Ia juga menjelaskan bahwa dengan adanya AI, kita tidak harus terus-menerus mengarahkan, mengeklik, atau menyentuh apa pun di komputer. Bisa jadi kita hanya perlu menjelaskan sekali saja dengan kata-kata, kemudian AI akan mengerjakan perintah itu untuk kita.

Untuk saat ini, bahasa yang paling efektif digunakan dalam berbagai layanan AI adalah bahasa Inggris (bahasa-bahasa lain ada yang tetap bisa digunakan atau dalam tahap pengembangan).

Dengan kehadiran AI ini, Gates menekankan perhatiannya bahwa pekerjaan orang-orang juga akan ikut berubah. Ia mengharapkan pemerintah-pemerintah dapat mentransisikan peran orang-orang ke arah yang lain di samping perkembangan AI.

Sektor Kesehatan dan Pendidikan

Dua sektor yang menurut Gates dapat dibantu oleh AI adalah sektor kesehatan dan pendidikan.

Gates optimis bahwa dalam sektor kesehatan, AI mampu memberi pelayanan semacam konseling. AI dapat memberi masukan kepada pasien, bahkan menentukan kapan kesehatan seseorang harus segera ditangani.

Untuk sektor pendidikan, menurut Gates, AI mampu menjadi alat, semacam asisten, yang dapat membantu meringkankan beban pekerjaan para guru dan administrator.

Risiko-Risiko

Menurut Gates, risiko-risiko yang bisa terjadi dalam AI adalah kekeliruan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya seperti yang ia ungkapkan, “…But when you ask for advice about a trip you want to take, it may suggest hotels that don’t exist. This is because the AI doesn’t understand the context for your request well enough to know whether it should invent fake hotels or only tell you about real ones that have rooms available” – tetapi ketika kamu menanyakan suatu masukan untuk perjalanan yang ingin kamu buat, (AI) itu bisa saja mensugestikan hotel yang tidak ada. Hal ini bisa terjadi karena AI tidak cukup mengerti konteks dari permintaan kamu; antara AI harus menciptakan hotel-hotel bohongan atau untuk memberitahu kamu hotel-hotel yang nyata dengan ketersediaan kamar-kamarnya.

Ia juga mengkhawatirkan kemungkinan AI bisa mengambil alih secara mandiri. “Could a machine decide that humans are a threat, conclude that its interests are different from ours, or simply stop caring about us?” ungkap Gates – Apakah bisa mesin ini memutuskan untuk melihat manusia sebagai ancaman, berkonklusi bahwa keinginannya itu ternyata berbeda dari kita (manusia), atau berhenti memedulikan kita sama sekali?

Ada banyak risiko dan kekhawatiran yang bisa terjadi, namun Bill Gates kerap menyuarakan optimismenya. Salah satu ungkapannya dalam artikel blog ini menjelaskan bahwa menurutnya, kegunaan AI dalam memperbaiki kehidupan manusia itu lebih besar.

Perbatasan Selanjutnya yang Diharapkan Bill Gates

Ia mengingatkan bahwa AI masih dalam tahap pengembangan, maka dari itu ia percaya bahwa AI dapat berkembang ke arah yang positif. Seperti yang ia ungkapkan, “we should keep in mind that we’re only at the beginning of what AI can accomplish. Whatever limitations it has today will be gone before we know it” – kita harus ingat bahwa kita masih berada di tahap awal dari apa yang bisa dilakukan AI. Apa pun batasan yang kita alami sekarang akan segera hilang bahkan sebelum kita mengetahuinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *