Pada bulan April 2023 yang lalu, Google memulai uji coba Med-PaLM 2 di salah satu Rumah Sakit di Amerika Serikat, yaitu Mayo Clinic. Uji coba ini merupakan langkah yang diambil oleh Google dalam rangka terus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) di bidang medis. Dalam bidang medis, kebutuhan akan keakuratan jawaban yang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi Google.
Penelitian terhadap Med-PaLM bahkan telah diumumkan pada bulan Mei dan menunjukkan bahwa teknologi ini masih mengalami kesulitan dalam menyajikan jawaban yang tepat sesuai dengan analisis yang diberikan.
Med-PaLM merupakan perkembangan dari Google Bard yang awalnya diciptakan sebagai program cerdas untuk menjawab berbagai perintah dan pertanyaan dari pengguna. Hingga saat ini, Med-PaLM dapat dikatakan sebagai program AI terdepan dalam industri medis.
Menurut Greg Corrado, Direktur Senior Riset Google, seperti yang dilaporkan oleh The Verge, ia yakin bahwa program ini akan memberikan manfaat yang lebih besar hingga 10 kali lipat. Tingkat keakuratan Med-PaLM 2 saat ini mencapai di atas 80%.
Med-PaLM sendiri merupakan program AI yang dikembangkan dengan memanfaatkan model bahasa yang merupakan turunan dari Google Bard. Program ini mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar dunia medis. Versi pertamanya sudah dikembangkan sejak akhir tahun 2022 dan berhasil lulus dalam menjawab model pertanyaan US Medical License Exam (USMLE), menjadi sistem AI pertama yang mencapai prestasi tersebut. Dalam model Med-PaLM 2 yang telah ditingkatkan kemampuannya pada kuartal 1 tahun 2023, kinerjanya menjadi lebih baik dengan mencapai tingkat keakuratan sebesar 86,5% dalam menjawab model pertanyaan USMLE. Angka ini meningkat sebesar 19% dari versi pertama. Namun, tingkat keakuratan di atas 80% masih dianggap belum memadai untuk analisis yang diharapkan. Dalam dunia medis, tingkat keakuratan yang diinginkan setidaknya mencapai angka 90% hingga 100%.
Google memiliki rencana untuk terus mengembangkan Med-PaLM hingga dapat menganalisis gambar visual seperti hasil rontgen. Dengan demikian, program AI ini nantinya dapat digunakan dalam pemodelan bahasa dermatologi, retina, radiologi (3D dan 2D), patologi, catatan kesehatan, dan genom.