Perusahaan teknologi asal China Xiaomi mengaku meraup untung di tengah tren anjlok penjualan smartphone, baik di dalam maupun luar negeri.
Hasil laporan keuangan konsolidasi non-audit kuartal kedua 2023 mencatat total pendapatan Xiaomi mencapai 67,4 miliar RMB, setara Rp140,8 triliun.
Xiaomi mengklaim keuntungan itu berkat implementasi strategi perusahaan, yaitu penekanan pada skalabilitas dan profitabilitas sejak dua kuartal sebelumnya.
“Xiaomi mencatatkan profit dan pertumbuhan bisnis yang kuat dengan beberapa indikator operasional yang mencapai rekor tertinggi dalam sejarah,” kata Xiaomi lewat keteranganya, Rabu (30/8).
Perusahaan juga terus mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi, sekaligus mengoptimalkan manajemen inventaris untuk menguatkan pengembangan perusahaan.
Berdasarkan data Canalys, pangsa pasar smartphone Xiaomi secara global meningkat menjadi 12,9 persen pada kuartal kedua 2023, dengan angka pengapalan smartphone sebesar 32,9 juta unit.
Pendapatan dari bisnis smartphone tercatat mencapai 36,6 miliar RMB (setara 76,4 triliun rupiah) atau tumbuh 4,6 persen secara kuartalan.
Sebelumnya, hasil riset Counterpoint mengungkap ponsel asal China Infinix jadi satu-satunya merek Hp yang mengalami pertumbuhan positif sekaligus yang tertinggi di Kuartal II (Q2) 2023.
Hal itu berdasarkan data firma riset Counterpoint terhadap merek-merek yang termasuk kategori Original Equipment Manufacturer (OEM)yang dirilis 14 Agustus.
OEM merujuk kepada perusahaan yang mendesain Hp dan mesin produksinya sendiri, namun menyerahkan produksi massal kepada pihak ketiga.
“Di antara OEM teratas, hanya Infinix yang mengalami peningkatan pengiriman, sebesar 17 persen YoY,” demikian keterangan Counterpoint.
Merek tersebut berfokus pada Hp yang dibanderol kurang dari US$200 (Rp3jutaan), menawarkan spesifikasi yang lebih baik dalam modelnya.
Di samping itu, penjualan iPhone pada kuartal III (Q3) juga mengalami penurunan. Dalam laporan kuartal III 2023,iPhone menghasilkan US$39,67 miliar atau sekitar Rp601,5 triliun, turun dari US$40,66 atau sekitar Rp616,5 triliun periode yang sama pada tahun lalu.
Namun penjualan Apple di China naik 8 persen YoY, karena Apple berhasil meningkatkan pangsa pasar di pasar smartphone terbesar di dunia tersebut.