Netflix terus gencar memperkaya koleksi gamenya yang beragam. Raksasa streaming ini baru saja mengumumkan rangkaian judul baru yang akan diluncurkan di platform musim panas ini dan seterusnya. Gamer hardcore mungkin tertarik dengan kehadiran The Case of the Golden Idol atau Don’t Starve Together, game yang sudah menuai sukses di platform lain. Namun, ada genre yang diam-diam menjadi bintang—dan menjadi fokus utama Netflix dan komunitas gamenya: game fiksi interaktif.
“Memperluas dunia serial dan film Netflix yang terkenal adalah peluang terbesar kami dalam ranah game,” tulis Leanne Loombe. Pernyataan ini menandai pergeseran fokus dari sekadar menawarkan game casual menjadi penyedia pengalaman bermain yang inovatif dan imersif.
Tren terjun ke dunia game tengah menjangkiti berbagai platform. The New York Times, LinkedIn, YouTube, dan bahkan mungkin Uber, kini menawarkan game sebagai bagian dari layanan mereka. Tujuannya? Mendorong pelanggan berlangganan dan meningkatkan engagement pengguna. Beberapa platform berhasil, namun banyak juga yang gagal. Inisiatif game ini kerap kali terasa seperti fitur tambahan yang kurang dipikirkan matang-matang. Meskipun game baru LinkedIn bisa jadi menghibur, sulit dibayangkan orang akan menghabiskan lebih banyak waktu bermain game di situs ini.
Masa Depan Game Netflix: Lebih Inovatif, Lebih Imersif, Lebih Interaktif
Namun, Netflix berada di posisi yang unik. Meskipun bukan perusahaan game konvensional, serial dan film populernya, justru sangat cocok untuk diadaptasi menjadi pengalaman game yang menarik. Genre fiksi interaktif, yang memungkinkan pemain untuk menentukan jalan cerita para karakter, menjadi primadona di platform Netflix. “Kami telah melihat banyak kesuksesan dengan game fiksi interaktif seperti Selling Sunset, Perfect Match, dan The Ultimatum,” kata Loombe dalam wawancara dengan The Verge.
Keunggulan lain yang dimiliki Netflix adalah kehati-hatian mereka dalam memilih game yang akan diadaptasi. Berbeda dengan banyak perusahaan yang gagal dalam proses adaptasi game, Netflix memahami pentingnya menjaga kualitas cerita dan pengalaman bermain. Mengingat kegagalan film Uncharted yang diadaptasi dari seri game petualangan sukses dengan judul yang sama, Netflix mengambil pendekatan yang lebih strategis. Mereka fokus memilih serial yang kekuatannya dapat diterjemahkan dengan baik ke dalam bentuk game interaktif.
“Reality show tanpa skrip sangat cocok untuk game fiksi interaktif karena memiliki elemen fantasi,” jelas Loombe. “Gamer bisa berpura-pura menjadi salah satu karakter tersebut dan menjalani fantasi itu seperti gabungan antara cerita pilih-sendirimu sendiri dan novel romansa.”
Komunitas Penggemar yang Aktif dan Bersemangat
Komunitas game pun turut ambil bagian dalam keseruan genre fiksi interaktif ini. Ambil contoh game Too Hot to Handle yang memiliki komunitas khusus di Reddit dengan tradisi seperti “Main Character Monday” di mana pemain memposting foto avatar mereka dalam game. “Kami memiliki sistem kustomisasi yang sangat mendalam di Too Hot To Handle,” jelas Loombe. “Jadi Anda dapat memilih dari berbagai item, mulai dari prostetik, gaya rambut, warna rambut, hingga tipe badan. Pilihannya sangat banyak, sehingga pemain dapat berkreasi dan benar-benar merasa ‘hidup’ sebagai karakter yang mereka pilih.”
Perpustakaan game Netflix dimulai dengan judul-judul kasual seperti Shooting Hoops, Teeter (Up), dan Card Blast. Kini, tiga tahun kemudian, perpustakaan tersebut telah berkembang pesat dan mencakup game terkenal dari developer besar hingga game indie kesayangan kritikus. Meskipun kita tidak mengetahui angka pasti mengenai popularitas game Netflix dibandingkan dengan keseluruhan basis penggunanya, yang jelas audiens game mereka masih tergolong kecil.
Namun, di tengah dominasi game action seperti trilogi Grand Theft Auto atau Hades, genre fiksi interaktif Netflix diam-diam telah menjadi salah satu kisah sukses terbesar platform tersebut. Genre ini menawarkan pengalaman bermain yang unik serta mengoptimalkan kekuatan Netflix sebagai platform yang kaya akan cerita yang menarik.