Meskipun menjadi target regulasi ketat dari pemerintah, ByteDance, perusahaan induk TikTok, masih menunjukkan semangat berinovasi dengan layanan sosial baru. Kali ini, mereka tengah menguji coba Whee, sebuah aplikasi yang menawarkan pengalaman berbagi foto secara privat.
Whee bisa dibilang adalah pendatang baru yang berani mengambil inspirasi dari raksasa media sosial lainnya, Instagram. Aplikasi ini menyediakan “klub” sosial tempat pengguna dapat berbagi foto satu sama lain, mirip dengan apa yang sudah ada di jejaring Meta. Namun, Whee lebih menekankan berbagi foto “hanya dengan teman”. Aplikasi ini dirancang untuk menghubungkan orang-orang yang saling mengenal, menumbuhkan suasana yang lebih akrab dan personal dibandingkan dengan kultur berbagi konten yang terbuka untuk publik luas di platform lain.
Aplikasi ini masih dalam tahap uji coba dan baru tersedia di Google Play Store. Akses dari negara yang tidak didukung juga tampaknya diblokir, yang mengindikasikan ByteDance mungkin menerapkan kebijakan pemblokiran VPN yang ketat. Hal ini bisa jadi merupakan strategi untuk mengumpulkan data dan umpan balik pengguna dari pasar yang lebih terkendali sebelum meluncurkan Whee ke ranah yang lebih luas.
Desain dari aplikasi terlihat familiar bagi pengguna media sosial lainnya. Desainnya mengingatkan kita pada keberhasilan pengalaman sosial yang ditawarkan Instagram. Sama seperti Instagram, Whee menyediakan tab untuk kamera, umpan (feed), pesan, dan notifikasi. Namun, kesamaan ini tak bisa diartikan sebagai kekurangan. Antarmuka yang intuitif dapat memudahkan pengguna, terutama mereka yang sudah terbiasa dengan platform berbagi foto lainnya, untuk beradaptasi dengan cepat.
Perbedaan Whee dan Tiktok: Perbedaan Privasi?
Perbedaan mendasar terletak pada fokus privasi. TikTok dirancang untuk membuat pengguna terhubung dengan orang asing melalui klip video viral. Konten yang menghibur dan mudah dicerna menjadi senjata utama untuk memikat pengguna. Sebaliknya, Whee dirancang sebagai pengalaman sosial yang lebih terbatas, tanpa penekanan pada berbagi konten “viral”. Aplikasi ini bertujuan menjadi “tempat ideal” bagi orang untuk berbagi momen kehidupan pribadi dengan teman dan keluarga. Konten yang dibagikan pun cenderung lebih personal dan tak lekang oleh tekanan untuk viral.
Mengingat ketersediaannya yang terbatas dan kurangnya pengumuman resmi dari ByteDance, peluncuran Whee bisa dianggap sebagai soft launch (peluncuran lunak) untuk layanan yang masih dalam tahap pratinjau. Perusahaan asal China ini mungkin berencana untuk membuka Whee ke audiens yang lebih luas di masa mendatang, atau bisa juga menutup layanan tersebut setelah mengumpulkan umpan balik pengguna.
Langkah ByteDance meluncurkan Whee bisa dilihat sebagai upaya antisipasi potensi pelarangan TikTok di Amerika Serikat, Eropa, dan wilayah lain di dunia. Saat ini, ByteDance tengah melawan upaya pemerintah AS untuk menghapus TikTok dari toko aplikasi melalui jalur hukum. Sementara itu, rumor tentang versi TikTok khusus AS sempat beredar, namun kemudian dibantah oleh ByteDance. Kehadiran Whee bisa menjadi indikasi bahwa ByteDance sedang mencari alternatif jika skenario terburuk menimpa TikTok.